Friday, January 24, 2014

JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.)



JARAK PAGAR (Jatropha curcas  Linn.)



KLASIFIKASI TANAMAN
Divisi (Spermatophyta); Anak divisi (Angiospermae); Kelas (Dicotyledoneae); Anak kelas (Apetalae); Bangsa (Euphorbiales); Suku (Euphorbiaceae); Marga (Jatropha); Jenis (Jatropha curcas Linn.).

NAMA DAERAH
Aceh (nawaih nawas), Melayu (jarak pagar, jarak kosta, balacai), Timor (damar ende), Minangkabau (jirak), Sunda (jarak kosta), Jawa (jarak cina, jarak budeg, jarak pager, jarak gundul, jarak iri), Madura (kaleke, kaleke paghar), Roti (lulu nau, lulu ai fula), Gorontalo (bintalo, biau), Seram (malate), Halmahera (balacai), Ternate (balacai hisa), Nusatenggara (lulu nau, lulu ai fula, paku kase, paku luba, paku lunat), Makassar (tangang-tangang kali, tangang-tangang kanjoli), Bugis (peleng kaliki).

MORFOLOGI TANAMAN
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) merupakan tumbuhan perdu, bercabang tidak teratur. Tumbuhnya liar di hutan-hutan, di ladang-ladang dan juga ditanam sebagai tanaman pagar. Tingginya tiga setengah meter. Daunnya berbentuk jantung, berlekuk lima, tepi rata dan bertangkai panjang. Bunganya berwarn kuning muda. Bunga jantan mempunyai benang sari sepuluh tersusun dalam dua lingkaran. Bunga betina putiknya bertangkai tiga. Daun kelopak lima. Daun mahkota lima. Buahnya buah kotak berbentuk telur, bakal buah menumpang.

KANDUNGAN KIMIA
Diketahui mengandung senyawa n-triakontanol, a-amirin, kampesterol, stigmasterol-5-ene-3b, 7a-diol, stigmasterol, b-sitosterol, iso-viteksin, viteksin, 7-keto-bsitosterol dan HCN.

KEGUNAAN SEBAGAI OBAT
Jarak pagar biasanya digunakan sebagai peluru dahak (ekspektoran), perangsang kulit, obat cacing, radang anak telinga, gusi berdarah, eksema, encok dan antihipertensi.

CATATAN PENGGUNAAN
Penggunaan jangka panjang dengan rebusan (infusa) daun jarak pagar terutama sebagai antihipertensi dapat menyebabkan kerusakan jaringan hati mencit (Mus musculus).  @ By Andi Surya Amal

TEH HIJAU (Camellia sinensis O.K. var.)

TEH HIJAU (Camellia sinensis O.K. var.)



KLASIFIKASI TANAMAN

Divisi (Spermatophyta); Anak divisi (Angiospermae); Kelas (Dicotyledonae); Anak kelas (Dialypetalae); Bangsa(Guttiferales); Suku (Cameliaceae); Marga (Camellia/Thea); Jenis (Camellia sinensis O.K. var.).

MORFOLOGI

Pohon, karena pemangkasan kerapkali seperti perdu, tinggi 5 – 10 m. Ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tersebar, tunggal; helaian daun elliptis memanjang, dengan pangkal runcing, bergerigi, seperti kulit tipis, 6-18 kali 2-6 cm. Bunga di ketiak, berkelamin 2; bunga yang membuka menunduk, garis tengah 3-4 cm, sangat harum, putih cerah. Daun kelopak tetap, 5-6, sangat tidak sama. Daun mahkota pada pangkalnya melekat ringan. Benang sari berlingkaran banyak, yang terluar pada pangkalnya bersatu, melekat dengan daun mahkota, yang terluar pada pangkalnya bersatu, melekat dengan daun mahkota, yang terdalam lepas. Tangkai putik bercabang tiga. Buah kotak berkayu lebarnya lebih dari pada panjangnya, pecah menurut ruang, biji 1-3. Dari Assam; 200 sampai 2.000 m, ditanam banyak sekali, terutama di Jawa Barat. (Dr.C.G.G.J van Steenis, Flora, 1992)

TEMPAT TUMBUH

Teh dapat tumbuh dengan baik apabila syarat-syarat lingkungan, meliputi ketinggian tempat tumbuh dari permukaan laut, curah hujan, temperatur serta jenis kesuburan tanah yang cocok.

A.  Ketinggian tempat tumbuh

Tanaman teh adalah tanaman dataran tinggi. Ketinggian tempat tumbuh yang ideal adalah 700 – 1200 m dari permukaan laut, yang mana produksi pucuk daun teh optimal tercapai saat tanaman berumur 7 tahun. Pada ketinggian lebih dari 1200 m dari permukaan laut produksi optimal daun dicapai sesudah tanaman berumur 10 tahun, karena pembentukan tunas yang lambat, bahkan di tempat yang lebih tinggi lagi tanaman ini dapat bertunas. Tanaman teh dapat tumbuh di daratan rendah, tapi mutu produksinya sangat rendah. 

Tempat yang terlalu tinggi akan mempengaruhi intensitas sinar matahari, sebab apabila sinar matahari berkurang akan mengurangi produksi daun karena fluktuasi suhu siang dan malam hari yang sangat drastis yang dapat menghambat pertumbuhan teh tersebut sebab tunas, ranting, dan cabang akan menjadi beku dan mati. Berdasarkan ketinggian daerah penanaman, ada lima (5) golongan teh yang dikelola perkebunan-perkebunan di Indonesia. Kelima golongan ini adalah sebagai berikut :

Height grown, yaitu tanaman teh yang diusahkan di daerah berketinggian lebih dari 1500 m, contoh Perkebunan Sinumbar dan Perkebunan Sperata di Jawa Barat.

Good medium, yaitu tanaman teh yang diusahakan di daerah berketinggian 1200 -1500 m, contoh Perkebunan Malabar, Kertamanah, Gunung Mas, Goalpara di Jawa Barat.

Medium, yaitu tanaman teh yang diusahakan di daerah dengan ketinggian 1000-1200 m, contoh Perkebunan Wonosari di Jawa Timur dan Perkebunan Pangetan di Jawa Barat.

Low medium, yaitu tanaman teh yang diusahakan di daerah dengan ketinggian 800 -1000 m, contoh Perkebunan Pasir Nangka dan Cipoko Selatan di Jawa Barat.

Common, yaitu tanaman teh yang diusahakan di daerah ketinggian di bawah 800 m, contoh perkebunan Gunung Mas.

B. Curah hujan dan temperatur
Curah hujan rata-rata 2500-3500 mm pertahun baik untuk tanaman teh, sedangkan curah hujan minimum 1150-1400 mm pertahun, tanaman teh tidak dapat bertahan pada daerah tersebut. Daerah yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan jumlah hari hujan yang banyak setiap tahun sangat cocok untuk tanaman teh.

C. Tanah
Perkebunan teh yang cocok adalah yang mempunyai tanah yang berkedalaman olah tinggi, berdrainase baik, dan kaya unsur hara, sebab tanah demikian mudah menyerap air dan mengeluarkan air, sehingga pada saat hujan terus menerus tidak becek, cepat kering dan mempunyai pH 5-6.

PRODUKSI TEH HIJAU

Teh hijau diproduksi dari pengolahan tanpa proses fermentasi setelah dipetik yang dikenal dengan istilah pelayuan. Pengolahan teh hijau melalui beberapa tahap seperti pelayuan, penggulungan, pengeringan dan sortasi.

Pada pengolahan teh hijau harus dihindari terjadinya fermentasi dengan cara mengalirkan uap panas dengan suhu 28-32oC selama 8-12 jam. Perbandingan pucuk basah menjadi pucuk layu 2 – 1 atau dengan kata lain kandungan air dalam pucuk sekitar 50 % sedangkan pada proses penggulungan pucuk dilakukan selama 30 menit dengan suhu 21-26oC dan kelembaban relative 85-90% yang bertujuan menghancurkan sel-sel daun, sehingga dapat beroksodasi dengan udara, kemudian diadakan pengeringan pada suhu 98-100oC selama 15-20 menit, hingga diperoleh kehilangan bobot sekitar 78% lalu disortasi menurut jenis mutu tertentu bergantung pada kemauan konsumen yang bersangkutan.

KANDUNGAN KIMIA TEH

Teh mengandung komponen volatile sebanyak 404 macam dalam teh hitam dan sekitar 230 macam dalam teh hijau. Komponen volatile tersebut berperan dalam memberikan cita rasa yang khas pada teh. 

Komponen aktif yang terkandung dalam teh, baik yang volatile maupun yang nonvolatile antara lain sebagai berikut : polyphenols (10-25%), methylxanthines ,  asam amino,  peptide, komponen organik lain, tannic acids (9-20%), vitamin C (150-250 mg%), vitamin E (25-70 mg%), vitamin K (300-500 IU/g), ß-carotene (13-20%), kalium (1795 mg%), magnesium (192 mg%), mangan (300-600 ug/ml), fluor (0,1-4,2 mg/L),  zinc (5,4 mg%), selenium (1,0-1,8 ppm%), copper (0,01 mg%),  iron (33 mg%), calcium (7 mg%), caffein (45-50 mg%).

Polyphenols

Teh sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenols, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada pada sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur. 

Pada tanaman, flavonoids memberikan perlindungan terhadap adanya stress lingkungan, sinar ultra violet, serangga, jamur, virus, dan bakteri, di samping sebagai pengendali hormon dan enzyme inhibitor. 

Subkelas dari polyphenols meliputi flavones , flavonols , flavanones , catechins , antocyanidin , dan isoflavones . Turunan flavonols, quercetin dan turunan catechins, epi-catechin (EC), epigallo-catechin (EGC), epigallo-catechin gallate (EGCg) umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan antioksidan kuat dengan kekuatan 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali vitamin E yang juga merupakan antioksidan potensial.

Berikut ini adalah komposisi poyphenol teh hijau dan teh hitam. 


Pada teh hijau, catechins merupakan komponen utama, sedangkan pada teh hitam dan teh oolong, catechins diubah menjadi theaflavin dan thearubigins. 

Vitamin
Kandungan vitamin dalam teh dapat dikatakan kecil karena selama proses pembuatannya teh telah mengalami oksidasi sehingga menghilangkan vitamin C. Demikian pula halnya dengan vitamin E yang banyak hilang selama proses pengolahan, penyimpanan, dan pembuatan minuman teh. Akan tetapi, vitamin K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak (300-500 IU/g) sehingga bisa menyumbang kebutuhan tubuh akan zat gizi tersebut. 

Mineral
Ternyata teh cukup banyak mengandung mineral, baik makro maupun mikro yang banyak berperan dalam fungsi pembentukan enzim di dalam tubuh sebagai enzim antioksidan dan lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teh merupakan sumber mineral yang menyehatkan.

MANFAAT TEH HIJAU

Berikut ini adalah 27 macam manfaat teh hijau yang didasarkan pada berbagai hasil penelitian.
1.Mencegah timbulnya kadar gula darah yang tinggi, 2. Dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, 3. Menurunkan kadar kolesterol, 4. Menurunkan risiko terkena berbagai penyakit hati, 5. Menurunkan risiko terkena stroke, 6. Membantu tubuh dalam melawan virus (seperti virus influenza), 7. Dapat menghambat penurunan fungsi syaraf, 8. Memperbaiki fungsi kognitif, 9. Bermanfaat bagi kesehatan gusi, 10. Mencegah sesak nafas, 11. Mengurangi stress, 12. Menghilangkan kelelahan dan keletihan, 13 Mampu mencegah timbulnya penyakit kanker, 14. Mampu mengendalikan pertumbuhan tumor, 15. Membantu penyembuhan penyakit kanker, 16. Membantu menurunkan berat badan, 17.  Mengurangi resiko timbulnya radang sendi dan reumatik, 18. Berfungsi sebagai anti radang tenggorokan, 19. Mencegah osteoporosis, 20. Mencegah timbulnya alergi, 21. Melindungi lever, 22. Mencegah hepatitis, 23. Membantu menghalangi penyebaran virus HIV,  24. Mengurangi bahaya merokok, 25. Memperlambat penuaan, 26. Baik dikonsumsi untuk penderita diabetes. 27. Mampu mencegah keracunan makanan

EFEK SAMPING

Teh hijau juga mengandung caffeine, catechins dan tannic acids yang sering kali menimbulkan efek samping berupa gelisah (restlessness),  Sukar tidur (sleeping problems), tremor, berdebar (heart palpitations), kehilangan nafsu makan (loss of appetite), gangguan pencernaan makanan (dispepsia), sakit perut (upset stomach), mual (nausea), pusing (vertigo), sering buang air kecil (frequent urination), ruam kulit (skin rash). @ By Andi Surya Amal