KLASIFIKASI
TANAMAN
Divisi
(Spermatophyta); Anak divisi (Angiospermae); Kelas (Dicotyledonae); Anak kelas
(Dialypetalae); Bangsa(Guttiferales); Suku (Cameliaceae); Marga
(Camellia/Thea); Jenis (Camellia sinensis
O.K. var.).
MORFOLOGI
Pohon, karena
pemangkasan kerapkali seperti perdu, tinggi 5 – 10 m. Ujung ranting dan daun
muda berambut halus. Daun tersebar, tunggal; helaian daun elliptis memanjang,
dengan pangkal runcing, bergerigi, seperti kulit tipis, 6-18 kali 2-6 cm. Bunga
di ketiak, berkelamin 2; bunga yang membuka menunduk, garis tengah 3-4 cm,
sangat harum, putih cerah. Daun kelopak tetap, 5-6, sangat tidak sama. Daun
mahkota pada pangkalnya melekat ringan. Benang sari berlingkaran banyak, yang
terluar pada pangkalnya bersatu, melekat dengan daun mahkota, yang terluar pada
pangkalnya bersatu, melekat dengan daun mahkota, yang terdalam lepas. Tangkai
putik bercabang tiga. Buah kotak berkayu lebarnya lebih dari pada panjangnya,
pecah menurut ruang, biji 1-3. Dari Assam; 200 sampai 2.000 m, ditanam banyak
sekali, terutama di Jawa Barat. (Dr.C.G.G.J van Steenis, Flora, 1992)
TEMPAT
TUMBUH
Teh dapat tumbuh
dengan baik apabila syarat-syarat lingkungan, meliputi ketinggian tempat tumbuh
dari permukaan laut, curah hujan, temperatur serta jenis kesuburan tanah yang
cocok.
A.
Ketinggian
tempat tumbuh
Tanaman teh adalah
tanaman dataran tinggi. Ketinggian tempat tumbuh yang ideal adalah 700 – 1200 m
dari permukaan laut, yang mana produksi pucuk daun teh optimal tercapai saat
tanaman berumur 7 tahun. Pada ketinggian lebih dari 1200 m dari permukaan laut
produksi optimal daun dicapai sesudah tanaman berumur 10 tahun, karena
pembentukan tunas yang lambat, bahkan di tempat yang lebih tinggi lagi tanaman
ini dapat bertunas. Tanaman teh dapat tumbuh di daratan rendah, tapi mutu
produksinya sangat rendah.
Tempat yang terlalu
tinggi akan mempengaruhi intensitas sinar matahari, sebab apabila sinar
matahari berkurang akan mengurangi produksi daun karena fluktuasi suhu siang
dan malam hari yang sangat drastis yang dapat menghambat pertumbuhan teh
tersebut sebab tunas, ranting, dan cabang akan menjadi beku dan mati.
Berdasarkan ketinggian daerah penanaman, ada lima (5) golongan teh yang
dikelola perkebunan-perkebunan di Indonesia. Kelima golongan ini adalah sebagai
berikut :
Height grown, yaitu
tanaman teh yang diusahkan di daerah berketinggian lebih dari 1500 m, contoh
Perkebunan Sinumbar dan Perkebunan Sperata di Jawa Barat.
Good medium, yaitu
tanaman teh yang diusahakan di daerah berketinggian 1200 -1500 m, contoh
Perkebunan Malabar, Kertamanah, Gunung Mas, Goalpara di Jawa Barat.
Medium, yaitu tanaman
teh yang diusahakan di daerah dengan ketinggian 1000-1200 m, contoh Perkebunan
Wonosari di Jawa Timur dan Perkebunan Pangetan di Jawa Barat.
Low medium, yaitu
tanaman teh yang diusahakan di daerah dengan ketinggian 800 -1000 m, contoh
Perkebunan Pasir Nangka dan Cipoko Selatan di Jawa Barat.
Common, yaitu tanaman
teh yang diusahakan di daerah ketinggian di bawah 800 m, contoh perkebunan
Gunung Mas.
B. Curah hujan dan temperatur
Curah hujan rata-rata
2500-3500 mm pertahun baik untuk tanaman teh, sedangkan curah hujan minimum
1150-1400 mm pertahun, tanaman teh tidak dapat bertahan pada daerah tersebut.
Daerah yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan jumlah hari hujan yang
banyak setiap tahun sangat cocok untuk tanaman teh.
C. Tanah
Perkebunan teh yang
cocok adalah yang mempunyai tanah yang berkedalaman olah tinggi, berdrainase
baik, dan kaya unsur hara, sebab tanah demikian mudah menyerap air dan
mengeluarkan air, sehingga pada saat hujan terus menerus tidak becek, cepat
kering dan mempunyai pH 5-6.
PRODUKSI
TEH HIJAU
Teh hijau diproduksi
dari pengolahan tanpa proses fermentasi setelah dipetik yang dikenal dengan
istilah pelayuan. Pengolahan teh hijau melalui beberapa tahap seperti pelayuan,
penggulungan, pengeringan dan sortasi.
Pada pengolahan teh
hijau harus dihindari terjadinya fermentasi dengan cara mengalirkan uap panas
dengan suhu 28-32oC selama 8-12 jam. Perbandingan pucuk basah
menjadi pucuk layu 2 – 1 atau dengan kata lain kandungan air dalam pucuk
sekitar 50 % sedangkan pada proses penggulungan pucuk dilakukan selama 30 menit
dengan suhu 21-26oC dan kelembaban relative 85-90% yang bertujuan
menghancurkan sel-sel daun, sehingga dapat beroksodasi dengan udara, kemudian
diadakan pengeringan pada suhu 98-100oC selama 15-20 menit, hingga
diperoleh kehilangan bobot sekitar 78% lalu disortasi menurut jenis mutu
tertentu bergantung pada kemauan konsumen yang bersangkutan.
KANDUNGAN
KIMIA TEH
Teh mengandung
komponen volatile sebanyak 404 macam
dalam teh hitam dan sekitar 230 macam dalam teh hijau. Komponen volatile
tersebut berperan dalam memberikan cita rasa yang khas pada teh.
Komponen aktif yang
terkandung dalam teh, baik yang volatile maupun yang nonvolatile antara lain
sebagai berikut : polyphenols (10-25%), methylxanthines , asam amino, peptide, komponen organik lain, tannic acids
(9-20%), vitamin C (150-250 mg%), vitamin E (25-70 mg%), vitamin K (300-500
IU/g), ß-carotene (13-20%), kalium (1795 mg%), magnesium (192 mg%), mangan
(300-600 ug/ml), fluor (0,1-4,2 mg/L), zinc (5,4 mg%), selenium (1,0-1,8 ppm%), copper
(0,01 mg%), iron (33 mg%), calcium (7
mg%), caffein (45-50 mg%).
Polyphenols
Teh sebagian besar
mengandung ikatan biokimia yang disebut polyphenols, termasuk di dalamnya
flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah
ada pada sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Pada tanaman,
flavonoids memberikan perlindungan terhadap adanya stress lingkungan, sinar
ultra violet, serangga, jamur, virus, dan bakteri, di samping sebagai
pengendali hormon dan enzyme inhibitor.
Subkelas dari
polyphenols meliputi flavones , flavonols , flavanones , catechins , antocyanidin , dan isoflavones . Turunan flavonols, quercetin dan turunan catechins, epi-catechin (EC), epigallo-catechin
(EGC), epigallo-catechin gallate (EGCg)
umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan antioksidan kuat
dengan kekuatan 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali vitamin E
yang juga merupakan antioksidan potensial.
Berikut
ini adalah komposisi poyphenol teh hijau dan teh hitam.
Pada teh hijau, catechins merupakan komponen
utama, sedangkan pada teh hitam dan teh oolong, catechins diubah menjadi
theaflavin dan thearubigins.
Vitamin
Kandungan vitamin dalam teh dapat dikatakan
kecil karena selama proses pembuatannya teh telah mengalami oksidasi sehingga
menghilangkan vitamin C. Demikian pula halnya dengan vitamin E yang banyak
hilang selama proses pengolahan, penyimpanan, dan pembuatan minuman teh. Akan
tetapi, vitamin K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak (300-500 IU/g) sehingga
bisa menyumbang kebutuhan tubuh akan zat gizi tersebut.
Mineral
Ternyata teh cukup banyak mengandung mineral,
baik makro maupun mikro yang banyak berperan dalam fungsi pembentukan enzim di
dalam tubuh sebagai enzim antioksidan dan lainnya. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa teh merupakan sumber mineral yang menyehatkan.
MANFAAT
TEH HIJAU
Berikut ini adalah 27 macam manfaat teh hijau yang didasarkan pada berbagai hasil penelitian.
1.Mencegah timbulnya
kadar gula darah yang tinggi, 2. Dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah
tinggi, 3. Menurunkan kadar kolesterol, 4. Menurunkan risiko terkena berbagai
penyakit hati, 5. Menurunkan risiko terkena stroke, 6. Membantu tubuh dalam
melawan virus (seperti virus influenza), 7. Dapat menghambat penurunan fungsi
syaraf, 8. Memperbaiki fungsi kognitif, 9. Bermanfaat bagi kesehatan gusi, 10. Mencegah
sesak nafas, 11. Mengurangi stress, 12. Menghilangkan kelelahan dan keletihan,
13 Mampu mencegah timbulnya penyakit kanker, 14. Mampu mengendalikan pertumbuhan
tumor, 15. Membantu penyembuhan penyakit kanker, 16. Membantu menurunkan berat
badan, 17. Mengurangi resiko timbulnya
radang sendi dan reumatik, 18. Berfungsi sebagai anti radang tenggorokan, 19.
Mencegah osteoporosis, 20. Mencegah timbulnya alergi, 21. Melindungi lever, 22.
Mencegah hepatitis, 23. Membantu menghalangi penyebaran virus HIV, 24. Mengurangi bahaya merokok, 25. Memperlambat
penuaan, 26. Baik dikonsumsi untuk penderita diabetes. 27. Mampu mencegah
keracunan makanan
EFEK
SAMPING
Teh hijau juga
mengandung caffeine, catechins dan tannic acids yang sering kali menimbulkan efek samping berupa gelisah
(restlessness), Sukar tidur (sleeping
problems), tremor, berdebar (heart palpitations), kehilangan nafsu makan (loss
of appetite), gangguan pencernaan makanan (dispepsia), sakit perut (upset
stomach), mual (nausea), pusing (vertigo), sering buang air kecil (frequent
urination), ruam kulit (skin rash). @ By Andi Surya Amal
No comments:
Post a Comment